Profil Desa Medayu
Ketahui informasi secara rinci Desa Medayu mulai dari sejarah, kepala daerah, dan data lainnya.
Tentang Kami
Desa Medayu di Kecamatan Wanadadi, Banjarnegara, merupakan wilayah agraris subur dengan potensi pertanian, perkebunan, dan industri rumahan. Dikenal dengan budaya lokal yang kental dan pemerintahan desa yang aktif, Medayu terus berbenah menuju desa maju.
-
Lumbung Pangan Wanadadi
Sebagian besar wilayah Desa Medayu ialah lahan pertanian produktif, khususnya padi dan palawija, yang menjadikannya salah satu penopang ketahanan pangan di Kecamatan Wanadadi.
-
Budaya Lokal yang Terjaga
Desa Medayu aktif melestarikan tradisi turun-temurun seperti upacara adat Sedekah Bumi dan kesenian Rudad Paksimoi yang menjadi identitas dan daya tarik budaya masyarakatnya.
-
Pemerintahan Progresif
Di bawah kepemimpinan generasi muda, Pemerintah Desa Medayu menunjukkan komitmen pada pembangunan, transparansi, dan peningkatan layanan publik, serta aktif dalam berbagai kompetisi tingkat kecamatan.
Terletak di antara hamparan hijau perbukitan Kabupaten Banjarnegara, Desa Medayu di Kecamatan Wanadadi hadir sebagai representasi wilayah agraris yang dinamis. Dikenal sebagai salah satu lumbung padi di kawasannya, desa ini tidak hanya menyimpan potensi ekonomi yang besar di sektor pertanian, tetapi juga kekayaan budaya lokal yang terus hidup dan dilestarikan oleh warganya. Dengan dukungan pemerintah desa yang progresif, Medayu secara bertahap memantapkan posisinya sebagai desa yang berdaya saing, sejahtera dan berkarakter.
Desa Medayu secara geografis berada di sisi timur Kecamatan Wanadadi, Kabupaten Banjarnegara, Provinsi Jawa Tengah. Lokasinya yang strategis menjadikannya mudah diakses dari pusat pemerintahan kabupaten. Wilayah desa ini mencakup luas sekitar 243,49 hektare, menjadikannya salah satu desa dengan area yang cukup signifikan di kecamatan tersebut. Topografi Desa Medayu didominasi oleh dataran rendah yang subur, menjadikannya sangat ideal untuk kegiatan pertanian, terutama sawah dan perkebunan.
Secara administratif, Desa Medayu berbatasan langsung dengan beberapa desa lainnya. Di sebelah utara, wilayahnya bersebelahan dengan Desa Paseh. Di sisi timur, desa ini berbatasan dengan wilayah Kecamatan Banjarmangu. Sementara itu, di sebelah selatan berbatasan dengan Desa Linggasari, dan di sebelah barat berbatasan dengan Desa Kandangwangi. Batas-batas wilayah ini menjadi penanda interaksi sosial dan ekonomi antar desa di sekitarnya.
Berdasarkan data kependudukan terbaru per Mei 2025, Desa Medayu dihuni oleh 3.225 jiwa. Komposisi penduduknya terdiri dari 1.601 laki-laki dan 1.624 perempuan, yang tersebar di empat dusun utama, yakni Dusun Medayu, Dusun Karangmiri, Dusun Kayunan, dan Dusun Karangkobar. Dengan luas wilayah yang ada, kepadatan penduduk Desa Medayu mencapai sekitar 1.324 jiwa per kilometer persegi, menunjukkan tingkat kepadatan yang cukup tinggi untuk sebuah wilayah pedesaan. Angka ini mencerminkan dinamika sosial masyarakat yang padat dan interaksi warga yang intensif dalam kehidupan sehari-hari.
Asal-Usul Nama dan Jejak Sejarah
Setiap nama tempat seringkali menyimpan cerita, begitu pula dengan Desa Medayu. Menurut penuturan para sesepuh desa yang diwariskan secara turun-temurun, nama "Medayu" lahir dari sebuah kekaguman akan kecantikan seorang putri. Alkisah, di masa lampau, seorang putri keraton yang memiliki paras luar biasa cantik melintasi wilayah tersebut. Kecantikannya membuat siapa pun yang melihatnya berdecak kagum.
Dalam bahasa Jawa, ungkapan kekaguman yang berulang-ulang itu digambarkan sebagai "pathing ngrumed ngalem wong ayu," yang berarti "berulang kali memuji orang cantik." Dari frasa inilah, kata "Medayu" kemudian tercetus dan disematkan sebagai nama untuk dusun tempat peristiwa itu terjadi. Seiring berjalannya waktu, nama tersebut diabadikan menjadi nama resmi desa hingga saat ini.
Selain legenda nama, jejak sejarah lain yang menandai peradaban masa lalu di desa ini yakni keberadaan Punden Medini. Terletak di pinggir sungai, punden ini berupa sebuah batu pipih berukuran cukup besar yang dikeramatkan oleh masyarakat setempat. Menurut kepercayaan lokal, Punden Medini memiliki kekuatan magis untuk melindungi Desa Medayu dari bencana banjir. Kepercayaan ini diperkuat oleh pengalaman empiris warga, di mana desa ini kerap kali terhindar dari luapan air sungai meskipun daerah di sekitarnya dilanda banjir besar. Punden Medini menjadi pengingat akan hubungan erat antara masyarakat Medayu dengan alam serta warisan spiritual dari para leluhurnya.
Denyut Nadi Ekonomi dari Sawah dan Industri Rumahan
Sebagai desa agraris, tulang punggung perekonomian Desa Medayu bertumpu pada sektor pertanian. Hamparan sawah yang luas bukan hanya menjadi pemandangan yang menyejukkan mata, tetapi juga sumber utama penghidupan bagi mayoritas warganya. Padi merupakan komoditas unggulan yang ditanam sepanjang tahun, didukung oleh sistem irigasi yang relatif baik. Selain padi, para petani di Medayu juga menanam berbagai tanaman palawija seperti jagung dan ubi kayu untuk diversifikasi hasil pertanian.
Untuk mendukung produktivitas sektor ini, organisasi petani seperti Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan) "Sri Bogasari" memegang peranan krusial. Gapoktan ini menjadi wadah bagi para petani untuk berkoordinasi, mendapatkan penyuluhan, serta mengakses bantuan pemerintah, seperti yang terlihat pada program bantuan IRPOM (Integrated Participatory Development and Management of Irrigation Program). Keberadaan Gapoktan yang aktif memastikan bahwa praktik pertanian di Medayu terus berkembang mengikuti inovasi dan teknologi modern.
Di samping pertanian tanaman pangan, sektor perkebunan juga menunjukkan potensi yang menjanjikan. Berbagai jenis buah-buahan seperti mangga, rambutan, pisang, dan nangka tumbuh subur di pekarangan-pekarangan rumah warga. Hasil panen buah ini tidak hanya dikonsumsi sendiri tetapi juga dijual ke pasar-pasar terdekat, memberikan pendapatan tambahan bagi keluarga.
Ketika masa tanam usai atau di sela-sela aktivitas bertani, denyut ekonomi Desa Medayu tidak berhenti. Masyarakatnya, terutama kaum ibu, dikenal kreatif dalam mengolah hasil pertanian menjadi produk bernilai tambah. Salah satu industri rumahan yang paling populer yakni pembuatan sale pisang. Produk ini telah menjadi ikon kuliner khas Medayu, dikenal karena rasa manisnya yang legit dan teksturnya yang renyah. Video mengenai usaha pembuatan sale pisang bahkan telah dipublikasikan melalui kanal media desa, menunjukkan upaya promosi yang mulai merambah dunia digital. Usaha kecil dan menengah (UKM) seperti ini menjadi bukti ketangguhan dan kreativitas ekonomi warga Medayu dalam memanfaatkan sumber daya lokal.
Merawat Tradisi dan Membangun Kebersamaan
Kekuatan sebuah desa tidak hanya terletak pada ekonominya, tetapi juga pada ikatan sosial dan budayanya. Di Desa Medayu, nilai-nilai kebersamaan dan gotong royong masih dijunjung tinggi, tercermin dalam berbagai kegiatan komunal dan pelestarian tradisi. Salah satu tradisi terbesar yang menjadi puncak ekspresi budaya masyarakat ialah "Sedekah Bumi" atau yang dikenal dengan istilah "Dulkaidahan."
Upacara adat ini diselenggarakan setiap tahun sebagai wujud rasa syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas hasil panen yang melimpah serta memohon keselamatan dan kesuburan untuk masa tanam berikutnya. Seluruh lapisan masyarakat tumpah ruah dalam perayaan ini, membawa hasil bumi terbaik mereka untuk didoakan bersama dan kemudian dinikmati dalam sebuah kenduri besar. Prosesi ini tidak hanya memiliki makna spiritual, tetapi juga berfungsi sebagai perekat sosial yang memperkuat rasa persaudaraan antarwarga.
Dalam perhelatan Sedekah Bumi, seringkali ditampilkan berbagai kesenian lokal, salah satunya yang paling menonjol yaitu "Rudad Paksimoi." Kesenian ini merupakan bentuk tarian tradisional yang diiringi musik gamelan dengan sentuhan modern. Gerakan yang dinamis dan kostum yang khas menjadikan Rudad Paksimoi sebagai pertunjukan yang selalu dinanti. Keberadaannya menunjukkan bahwa masyarakat Medayu tidak hanya mewarisi tradisi, tetapi juga mampu mengadaptasinya agar tetap relevan dan menarik bagi generasi muda.
Di luar acara seremonial, semangat kebersamaan juga tecermin dalam lembaga kemasyarakatan yang aktif. Kelompok-kelompok tani, karang taruna, serta majelis taklim menjadi motor penggerak berbagai kegiatan positif di tingkat dusun maupun desa. Interaksi yang intensif antarwarga membangun fondasi sosial yang kuat, menjadikan Medayu sebagai komunitas yang solid dan tangguh menghadapi berbagai tantangan.
Arah Baru Pembangunan di Bawah Kepemimpinan Visioner
Roda pemerintahan Desa Medayu kini digerakkan oleh semangat baru yang mengedepankan transparansi, profesionalisme, dan pelayanan prima. Di bawah kepemimpinan Kepala Desa Anugrah Elan Septian, pemerintah desa menunjukkan komitmen kuat untuk membawa Medayu menjadi lebih maju. Salah satu bukti nyata dari upaya ini yakni penerapan sistem Computer Assisted Test (CAT) dalam proses seleksi perangkat desa. Langkah ini diapresiasi oleh Badan Kepegawaian Daerah (BKD) Kabupaten Banjarnegara sebagai wujud reformasi birokrasi di tingkat desa untuk menjaring aparatur yang kompeten dan berintegritas.
Pemerintah desa juga aktif menjalin komunikasi dengan warganya melalui berbagai platform. Selain musyawarah desa yang rutin digelar untuk membahas dan menetapkan Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa (APBDes), pemerintah desa juga memanfaatkan teknologi informasi. Situs web resmi desa dan kanal media sosial menjadi sarana untuk menyebarluaskan informasi program, kegiatan, hingga laporan pertanggungjawaban. Bahkan, survei kepuasan masyarakat terhadap pelayanan pemerintah desa dilaksanakan secara berkala, menunjukkan adanya upaya evaluasi untuk perbaikan berkelanjutan.
Berbagai prestasi pun berhasil diraih. Pada tahun 2025, Desa Medayu berhasil meraih penghargaan sebagai Juara 2 dalam Lomba Desa Sehat Tingkat Kecamatan Wanadadi. Pencapaian ini merupakan buah dari kerja keras bersama antara pemerintah desa, lembaga kesehatan, dan partisipasi aktif masyarakat dalam menjaga kebersihan lingkungan dan menerapkan pola hidup sehat.
Komitmen anti-korupsi juga menjadi salah satu fokus utama. Pemerintah Desa Medayu secara terbuka mendeklarasikan Pakta Integritas setiap tahunnya dan aktif mengampanyekan budaya anti-korupsi kepada masyarakat. Dukungan warga terhadap program Desa Anti Korupsi ini bahkan diabadikan dalam berbagai konten video testimoni, menandakan adanya kesadaran kolektif untuk membangun pemerintahan yang bersih dan berwibawa dari tingkat paling bawah. Dengan visi yang jelas dan langkah-langkah konkret, Desa Medayu optimis menatap masa depan yang lebih cerah, menjadi desa percontohan yang maju dalam ekonomi, kaya akan budaya, dan unggul dalam tata kelola pemerintahan.